Minggu, 12 Agustus 2012

Forensic toxicology : Arsen



Orang berbicara mengenai arsen erat hubungannya dengan poison (racun). Walaupun pada masa lalu digunakan juga untuk pengobatan, salah satu contohnya adalah yang dikenal dengan fower solution yang dioleskan pada muka dengan dosis yang kecil akan membuat kulit menjadi cantik (milk and rose) (vasodilatasi kapiler muka). Arsen sebagai racun digunakan untuk pembunuhan karena memiliki sifat tidak berbau, tidak berasa, mudah larut dalam air. Dengan sifat demikian tanpa disadari korban menelan cairan yang mengandung arsen tersebut.
Arsen terdiri dari 4 golongan :
1. Metalic Arsenic
            Berwarna keabu-abuan, berbentuk kristal hablur, dan non toksik.
2. Arsen Anorganik [Arsenic Trioxid (As2O3)]
Merupakan arsen inorganik bisa dalam bentuk trivalen (As3O4) atau pentavalen dalam bentuk As2O5. Arsen inorganik ini toksik.
3. Arsen Organik
            Bisa dalam bentuk alifatik atau siklik yang terdapat dalam alam, kurang toksik.
4. Gas Arsenik (AsH3)
            Paling berbahaya, dapat berikatan dengan asam, hanya keracunan gas arsenik ini sangat jarang.
Pada waktu meninggal, pada akar rambut tokoh NAZI Hitler didapati kadar Arsen yang cukup tinggi. Dilaporkan bahwa kemungkinan Hitler meninggal disebabkan oleh karena keracunan arsen kronik yang dicampurkan pada makanannya oleh pembantu rumah tangga.

Sumber
A. Lingkungan
            Dalam air atau tanah yang mengandung kerang, remis, ikan. Orang yang mengkonsumsi air atau lingkungan ini karena kurang perhatian atau tidak disadari lama kelamaan akan mengalami keracunan arsen organik kronis.
B. Industri
            Terdapat dalam pabrik gelas, pabrik pembuat pigmen.
C. Dalam rumah tangga
            Zat herbisida dan obat-obatan yang mengandung arsen.

Mekanisme
               Arsen merupakan protoplasma poisoning dengan menimbulkan efek toksik pada ikatan SHg (sulfhidril) terhadap enzim piruvat dehidrogenase complex, dimana enzim ini perlu untuk oksidasi dekarboksilase terhadap asam piruvat untuk menjadi asetil CoA sebelum memasuki TCA cycle

Metabolisme
               Arsenat organik sehari diekskresi sejumlah 900 μg. 4/5 dari dalam tubuh didistribusikan ke hati, ginjal, GI tract, limpa dan paru. Dideposit pada rambut, kuku dan sebagian di tulang yang dapat dideteksi pada kasus-kasus kronis. Batas normal arsen dalam tubuh 0,2 μg%, toksik > 10 μg%, letal 60-90 μg%.

Klinis
               Arsen dalam dosis kecil yang masuk dalam tubuh manusia bisa tidak terlihat gejala dan tanda-tanda keracunan. Dalam dosis besar dapat dengan cepat meninggal tanpa diketahui gejala-gejala dan tanda-tanda yang memadai untuk dicurigai. Umumnya sebelum keracunan arsen akut dapat juga kematian tertunda 30 menit atau 1 jam kemudian. Seseorang meninggal mendadak dengan nafas berbau bawang putih dapat dicurigai atau hati-hati dengan keracunan suatu arsen. Kerusakan jaringan mula-mula didahului oleh dilatasi kapiler kemudian arteriole dan diikuti keruskan pada miokard.

Gejala dan Tanda

Akut
               Pada awalnya ditandai dengan gastroenteritis berat dimana daerah kerongkongan terasa sakit atau terbakar, sulit menelan, sakit pada daerah perut, mual, muntah proyektil dan dapat diikuti dengan diare berat. Feses bersifat cair bercampur mukus (kolera) kemudian dapat melena sebagai akibat iritasi dan edema mukosa lambung. Dengan terjadinya transudat plasma dalam kapiler dimana dinding gaster tipis membuat vesikel akhirnya bisa ruptur.

Kronis
               Penggunaan arsen atau konsumsi arsen secara terus menerus akan menimbulkan hiperkeratosis pada telapak tangan dan kaki, dermatitis terutama pada kelenjar keringat (lipat paha dan lipatan lengan). Dermatitis menunjukkan adanya awal dari iritasi dan sensitivitas dari arsen.
Keluhan
               Dimulai dengan lemah, lelah, kurang nafsu  makan, mudah tersinggung, berat badan menurun. Pada sistem jaringan kulit berwarna coklat kehitaman, penebalan pada lapisan tanduk kulit. Pada kuku akan terdapat garis berbentuk pita melintang pada daerah lanula berwarna putih yang dikenal dengan mee’s line.

Laboratorium
A. Tes Kimia
     1. Sanger Black Test
     2. Gas Kromatografi

Aspek Kedokteran Forensik
Di dalam bab toksikologi umum sudah dijelaskan kecurigaan seorang yang meninggal mendadak oleh karena penyakit atau racun. Pada kasus keracunan arsen memang sulit untuk diketahui secara pasti atau dicurigai secara signifikan, oleh karena keluhan dan tanda-tandanya relatif umum. Bagi para dokter forensik atau penyidik yang profesional kecurigaan itu bukan hanya ditilik dari aspek kedokteran saja tetapi juga dari aspek sosiopsikologis. Umpamanya seorang baik-baik yang tidak ada kemungkinan untuk dibunuh dan mempunyai medical record yang baik, kematiannya perlu dipertanyakan, apalagi apalagi orang itu merupakan tokoh masyarakat, politikus, profesi terkenal, pengusaha sukses maupun aktivis. Pada kasus-kasus kematian mendadak yang tidak jelas apakah disebabkan karena penyakit atau bukan, di Negara-negara maju apabila dimintakan otopsi forensik maka akan dilakukan pemeriksaan total dan pemeriksaan patologi anatomi dari semua organ (otak, limpa, hati, jantung, paru, dll) dan toksin yang secara epidemiologisada (misalnya insektisida, herbisida, rodentisida, arsen, nitrit, dll). Tentu pemeriksaan yang lebih dicurigai akan didahulukan. Contoh pada kasus aktivis HAM “Munir, SH” yang diketahui mual, muntah mendadak dalam kapal terbang dan tidak lama kemudian segera meninggal. Pada hasil pemeriksaan terdapat arsen anorganik (arsen organik tidak menyebabkan kematian yang mendadak).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar