Anemia pada
penyakit kronis merupakan anemia akibat respon imun atau inflamasi seperti pada
pasien dengan infeksi, keganasan, atau penyakit autoimun, yang ditandai dengan
hipoferremia, sedangkan simpanan besi normal atau meningkat.
Pada anemia pada
penyakit kronis terjadi peningkatan produksi sitokin dan sel sistem
retikuloendotelial menginduksi perubahan homeostasis besi, proliferasi sel
progenitor eritroid, produksi eritropoetin dan masa hidup eritrosit. Selain
itu, terdapat hepcidin, yaitu hormon yang meregulasi besi dan mediator imunitas
bawaan (innate immunity) yang juga
berperan penting dalam terjadinya anemia pada penyakit kronis.
Dalam menegakkan diagnosis anemia pada penyakit kronis perlu diketahui
adanya penyakit yang mendasari. Anemia pada penyakit kronis biasanya
asimtomatik karena biasanya berupa anemia ringan sampai sedang sehingga yang
ditemukan hanya gejala penyakit yang mendasarinya. Oleh sebab itu, diagnosis
anemia pada penyakit kronis ditegakkan dari pemeriksaan laboratorium status
besi.
Terapi utama pada anemia penyakit kronis adalah mengobati penyakit yang
mendasarinya. Beberapa pilihan terapi dalam mengobati anemia ini yaitu
transfusi darah yang diberikan hanya pada keadaan anemia berat (kadar
hemoglobin < 8 g/dl); preparat besi pada anemia pada penyakit kronis yang
disertai defisiensi besi absolut atau defisiensi besi fungsional yang tidak
responsif terhadap pemberian agen eritropoetik; dan eritropoetin yang menstimulasi
pengambilan besi dan biosintesis heme di sel progenitor eritroid.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar