Minggu, 12 Agustus 2012

Toksikologi



Definisi
Toksikologi adalah : ilmu yang mempelajari toksin mulai dari sifat fisis dan kimia, cara masuk, mekanisme kerja, gejala-gejala dan tanda-tanda yang ditimbulkannya pada korban hidup atau meninggal dunia, mendeteksi serta antidotumnya.

Toksin adalah zat kimia yang dalam dosis kecil pun di dalam tubuh sudah menimbulkan gangguan biokimia dan gangguan faal.

Toksin menurut UU atau hukum adalah zat yang dapat membuat seseorang menjadi lemah, tidak bisa bekerja atau sampai dapat menimbulkan kematian.

Toksin dibedakan dengan :
  1. Allergen : suatu zat yang bersifat alergi terhadap seseorang, artinya bersifat individual (tidak untuk semua orang)
  2. Obat yaitu zat kimia yang digunakan untuk tujuan menyembuhkan seseorang dengan dosis yang tepat (therapeutic dose) dan obat dapat menjadi toxin jika over dosis atau lethal dose
  3. Drug abuse adalah penggunaan obat yang bertujuan bukan untuk terapi/ pengobatan melainkan untuk efek lain, mungkin maksudnya dapat diberikan pada orang sehat dengan tujuan tertentu dalam dosis tertentu, mencapai suatu kesenangan atau kenikmatan sesaat yang akhirnya nanti akan berbahaya bagi pemakai obat tersebut (narkotik, ganja dsb)

Pembagian Toksikologi

Toksikologi sendiri dibagi menjadi 3 cabang yaitu :
1.      clinical toxicology : ilmu yang mempelajari toksin yang digunakan dokter dalam bidang klinik untuk pengobatan. Hal ini dilakukan oleh para dokter di RS maupun di Puskesmas.
2.      environment toxicology : ilmu yang mempelajari toksin yang berhubungan dengan lingkungan hidup, misalnya kadar mercuri, arsen di sungai tercemar yang melebihi NAB (Nilai Ambang Batas)
3.      forensic toxicology : ilmu yang mempelajari toksin yang berhubungan dengan kasus kriminal, dimana dalam hal ini penekanannya pada mendeteksi toksin yang terdapat pada korban yang diduga kasus kriminal tersebut.
Forensic toksikologi walaupun lebih banyak penekanannya untuk mendeteksi toksin pada korban tetapi dokter yang menangani kasus (dalam hal ini dokter forensik) harus juga dituntut untuk mengetahui secara sempurna toksikologi seperti yang diuraikn diatas (sifat fisis, kimia, mekanisme kerja, cara masuk, dll).

Pembagian toksin :
1.                                                      berdasarkan sifat kimia
pembagian ini sangat rumit dan sulit untuk dipelajari apalagi dihapal, misalnya : asam pekat, basa pekat, logam berat, gas, dll

2.     berdasarkan cara kerja
a.       lokal
-          zat korosif : lisol, asam kuat dan basa kuat
-          iritan : HgCl2, arsen
-          zat anestetik : cocain
b.      general
-          barbiturat
-          narkotik
-          dll
c.       setempat dan umum
-          asam oksalat
-          asam karbol
-          garam Pb

3.    berdasarkan sumber dan tempat dimana racun didapat :
a.       racun yang terdapat dalam rumah tangga : desinfektan, detergen, insektisida
b.      racun yang terdapat di lapangan pertanian atau perkebunan : insektisida, herbisida dan lain lain
c.       racun yang terdapat di dunia kedokteran atau pengobatan : hipnotik, sedativa, obat penenang, anti depresan dan antibiotika
d.      racun yang banyak dipakai di laboratorium atau industri : asam-asam dan basa kuat, logam berat dan lain-lain
e.       racun yang terdapat di alam bebas : opium, ganja, racun singkong (sianida) dan racun-racun pada jamur serta binatang
4.  Berdasarkan cara masuk :
1.      melalui mulut ( per-oral, ingesti )
2.      melalui saluran pernapasan (inhalasi)
3.      melalui suntikan (parenteral, injeksi)
4.      melalui kulit yang sehat / intact atau kulit yang sakit
5.      melalui dubur atau vagina (per-rektal atau per-vaginal)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KERJA RACUN
Berat ringannya akibat yang dihasilkan oleh racun yang masuk kedalam tubuh seseorang banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

A. Cara pemberian
Berdasarkan cara pemberian, maka pada umumnya racun yang akan paling cepat bekerja pada tubuh, jika masuk secara inhalasi, lalu secara injeksi (i.v, i.m, dan s.c), ingesti, absorbsi melalui mukosa dan yang paling lambat melalui kulit yang sehat.

B. Keadaan tubuh
  1. anak atau dewasa
  2. kesehatan
  3. kebiasaan / habit
  4. hipersensitif

C. Toksinnya sendiri
  1. dosis / konsentrasi
  2. bentuk dan kombinasi fisik
  3. addisi dan sinergisme
  4. susunan kimia
  5. antagonisme

Kita mencurigai suatu kasus kematian karena racun bila :
1.      korban mati mendadak 1 orang atau lebih bersamaan atau tak beberapa lama kemudian
2.      korban mati setelah makan atau minum tak lama kemudian
3.      pada pemeriksaan ditemukan tanda-tanda khas meninggal oleh karena suatu racun
4.      kita tak tahu sama sekali sebab kematiannya
5.      ditemukannya racun pada tempat kejadian sehingga memerlukan kecurigaan

Diferensial diagnosa dari kematian mendadak kecurigaan racun adalah kematian mendadak oleh penyakit natural sudden death

Jika kita tak tahu pasti apa penyebabnya, sedangkan korban sudah harus dikuburkan maka ”Curry” menganjurkan untuk mengambil organ untuk pemeriksaan.
Adapun tujuannya :
1.      supaya kita dapat bekerja tenang dan banyak waktu
2.      agar tidak kehilangan materi pemeriksaan
3.      menganjurkan untuk mengambil organ atau darah lebih banyak untuk diperiksa, bisa bertahan lama (agar dapat bahan walaupun mayat sudah dikubur)

pengambilan bahan-bahan menurut ”Curry” :
1.      isi lambung (muntahan), lambung
2.      usus halus 60 cm
3.      usus besar 60 cm
4.      ginjal 1 buah                                                   Pengawet alkohol 96 %
5.      limfa
6.      hati 1 lobus
7.      paru 1 lobus
8.      otak
9.      urine dengan pengawetan benzoat 2 %
10.  darah 20 cc- 30 cc pengawet dengan NaFl 1 %
11.  kontrol berisi alkohol 96 %
dipisahkan masing-masing jaringan. Hal ini untuk menentukan sampai dimana toksin itu masuk, juga untuk menentukan sudah berapa lama toksin itu masuk peroral.

Syarat-syarat pengiriman sampel/jaringan untuk pemeriksaan toksikologi kehakiman adalah sebagai berikut :
 I.      wadah berdinding gelas diusahakan bermulut lebar
II.      masing-masing stoples berisi satu jaringan atau organ
-          otak
-          lambung
-          usus halus 60 cm                       diberi pengawet alkohol 96 %
-     usus besar 60 cm
-     ginjal 1 buah
-     limfa
-     hati 1 lobus                           diberi pengawet alkohol 96 %
-     paru 1 lobus
Satu stoples diberi alkohol 96 % sebagai kontrol.
-                                                                darah : pengawet NaFl 1 %
-                                                                urine : pengawet Na benzoat
III.      diberi label dan bersegel
IV.      dibuat berita acara penyegelan pada barang bukti bersama polisi dengan ditandatangani polisi yang bertugas dan dokter.

Pada kasus-kasus oleh karena makanan atau minuman, bahan tersebut diambil untuk mengetahui racun apa yang ada disana lalu di test di laboratorium. Jika dengan laboratorium tidak juga diketahui, maka semua test yang ada di laboratorium dicoba. Tidak diketahui juga maka dicoba pada binatang. Jika hewan tersebut mati berarti ada sesuatu pada makanan tersebut. Cara ini yang paling terutama di daerah-daerah.

Jika kita juga tidak tahu apa-apa dan secara patologi anatomi tidak mencurigakan maka tanyakan pada yang lain atau dikirim ke laboratorium untuk diperiksa.

Cara mendeteksi suatu toksin :
1.      Test kimia : melihat perubahan warna, PH endapan
2.      Thin Layer Chromatografi
3.      Gas Chromatograpi (paling bagus)
4.      Spektrofotometri
5.      Test imunologi
6.      Test binatang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar